mana alasanmu?

soal hidup,
saya kutip beberapa penjelasan arti dari QS. Al Jatsiyah 19

"Jangan bermimpi hidup di alam ideal, yang tidak ada sakit, tidak ada kesedihan. Hendaklah engkau selalu berfikir positif, berusaha, pemaaf dan berpegang teguh pada Allah SWT."
ya,
When life gets tough, remember you are tougher.
You are stronger more than you can imagine.

masih juga iri pada kehidupan manusia lain?
masih juga ingin berada di keadaannya?
masih juga terbebani jatah ujian yang jelas-jelas diberiNya tak melampaui kekuatanmu sebagai hamba?
masih juga merasa belum ikhlas?
masih juga mengeluh sudah berkorban peluh?
masih juga menyalahkan keadaan?
kemana alasanmu?
kau kemanakan mereka?
kemana rasa syukurmu yang sedikit itu?
kau kubur sedalam apa mereka?

sibuk membayangkan nikmatnya kehidupan orang lain hanya akan membuatmu lupa bahwa kamu pernah lebih tangguh dari ini,
sibuk menginginkan kenikmatan orang lain sedangkan dirumah nikmatmu jauh berlimpah ruah,
nikmat yang bahkan menjadi alasanmu memulai hari sejak entah kapan lalu..
kau kemanakan mereka yang masih mengharapmu?
ingat lagi,
bayangkan jika kebersamaan kita hanya sampai hari ini,
kenikmatanmu bahkan berlipat ganda dengan adanya mereka,
yakinlah tak sedikit manusia lain yang mungkin saja juga iri pada kehidupanmu!
mana alasanmu?

- seseorang di cermin mushola kantor menggertak saya siang tadi, ia seperti marah sekali. tapi merah matanya yang juga berkaca-kaca itu sontak mengingatkan saya pada alasan saya yang ia tanyakan lagi.
yang tak lain tak bukan,



Kita dalam Kata #2


Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka kahwinkanlah dia, dan bila kamu tidak lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerosakan yang meluas. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)


06 Juli 2013
Pujisyukur alhamdulillah diberi umur di kesempatan ini
akhirnya saya mendapat bukti dari kesungguhannya
kami mendekati ujung jalan
lebih dari cincin ini, a'..
saya bahagia.











Kita dalam Kata


Alhamdulillah..
salah satu perjalanan saya mulai bertemu ujungnya. perjalanan yang saya maksud adalah ini,



  Hey,hey!
namanya Miftahuts Tsani, artinya Kunci Kedua.
sikap cool nya tidak didramatisir, seperti sudah dari oroknya.
membuatku penasaran adalah hobinya, sejak pertama kami bertukar nama.
ketidak-tertarikannya padaku adalah alasan pertama
acuh sikapnya terhadapku ada di peringkat kedua
sampai membuatku jatuh cinta berkali-kali padanya jadi sebab ketiga
dalam diam,


Plaza Semanggi sore itu ikut merayakan pertemuan kita (sbg teman) kembali setelah 6 bulan
tak jarang aku mengabadikan gambarmu tiba-tiba, sudah kuduga kau pasti menolak :(

aku selalu suka mengusilimu (sbg teman), salah satunya memaksamu untuk tak menghapus tandatanganku di telapak tanganmu semalaman :p
berhasil mengajakmu (sbg teman) menikmati Solo adalah sukacitaku saat itu

(sbg teman) aku memberanikan diri memberimu boneka dg ekspresi mirip sepertimu,lucu. - 2011


Seumur-umur saya tak pernah mengira akan menghabiskan waktu begini
saya memilih ambil resiko, menuruti rasa penasaran ini
tentu berdoa agar pesan saya sampai pada tujuan tak lupa dipanjatkan.
kehadiranmu sejak hampir 3 tahun lalu tak selalu seperti yang saya harapkan
seringkali tiba-tiba kamu hilang, tak bisa kulihat dimana-mana
lalu muncul lagi dengan  nomor handphone mu yang tiba-tiba menghubungiku sekedar bertukar sapa,bertanya kabar tanpa tujuan apa-apa. membuatku bingung harus merasa Gede Rasa atau biasa saja.
atau tak sengaja bertemu setelah berapa lama, meski juga tak kau tunjukkan ada yang spesial dari setiapnya
melihat sikapmu yang dingin itu membuatku takut,membunuh optimisku perlahan


terpaut kurang lebih 400km Jogja-Bandung.
akhirnya kamu menyadari ada saya,menoleh dan membagi senyum.
akhirnya aku berani Gede Rasa.
meski begitu,
kamu tak pernah bilang cinta pada saya, saya tahu itu bukan gayamu
saya juga tak berharap kamu mengatakannya,
saking hafalnya kamu slalu melakukan sesuatu hanya jika kau mau.
kita seperti teman dekat hingga beberapa waktu lalu kamu datang,
menemui Bapak saya,

"Pak, saya cinta anak gadis bapak"
DEG!
saat itu juga saya tahu, selama ini kamu tidak benar-benar diam.
saya juga tahu, selama ini ikhtiar saya sampai ke tujuan
aku slalu tertawa sendiri mengingat apa jawabmu saat kutanya,


"Kok selama ini ga bilang kalo ada perasaan juga?"
"Bawel ah.."

hahahahaTHAT'SWHYILIKEYOUhahahaha!

sampai hari ini saya tak tau pasti alasanmu memilih saya,sama sekali.
yang pasti saya senang sekali,a'..
yang saya paling tahu, kamu juga merawat perasaan, membiarkannya tumbuh, bersama saya.
lucunya cerita ini,
lucunya kita berdua,
sampai sekarang pun kamu masih dengan gayamu,
tak hobi tertawa seriang aku.
tapi terkadang hari,



tertawamu menjadi sangat spesial,
selalu kutunggu,
dan masih membuatku penasaran sama seperti dulu,
seperti pertama kita bertukar nama dan tatapanmu yang tak sampai 3detik itu.
meyakinkanku tak ada yang berubah
memberitahu memang tak ada yang salah padamu,
bahkan Tuhan menyuruhku bandel dengan perasaan itu,
aku yang keliru, menjatuhkan hati dengan baik padamu,
Miftahuts Tsani.

Terimakasih..




Suka Hati sepanjang Mei

Berikut bukti kenangan bulan ini.. 2013, Mei.

1.       Meja Belajar dan Kelas Baru!



@onebitmedia as Project Manager. :’)


2.       Foni dan gelar barunya sebagai Sarjana




                Selamat, @fonifoo atas hari besarnya. Lunas sudah hutangmu kepada diri sendiri juga orang tua, semoga aku dan beberapa anggota keluarga LARE bisa menyusulmu segera. Amin..

3.       Gusta Purnama Putra dan berita baiknya




                Akhirnya adik kedua saya memberikan kelegaan ini juga, setelah kakaknya (adik pertama) saya lulus kuliah terlebih dulu Februari lalu. Selamat ya, cah bagus.. sudah berkeras diri sampai selesai jenjang sekolah 12tahunmu. semoga sukses setiap langkah mu setelah ini, mba Dewi dukung dari sini. Go Putra Go!

4.       Jagoan saya ulangtahun bersamaan dengan peringatan Gempa Jogjakarta, 27 Mei.


Selamat UlangTahun MIPMIP!
                                                 aku padamu..

                                                               


Nostalgia Imaji Remaja, tersenyumlah..

ME..

Fiuhh..
Langit pagi ini membuatku nyaman mengayuh sepedaku sejak sepuluh menit yang lalu, entah karena biru nya atau putih awannya yang menarik perhatianku,aku semakin fokus menikmatinya sembari memperhatikan alur jalan sepedaku.
Rute yang kulewati setiap hari memang begini, beberapa petak sawah menyegarkan mataku dengan hijau segar mereka juga padi yang sudah siap dipanen, kemudian ada beberapa rumah setelahnya,meski tidak seindah pemandanganku sebelumnya, tetap tak mengurangi kekagumanku pada suasana pagi,setiap hari. Barisan pohon mulai menyambut laju rodaku, aku menatap mereka dengan tersenyum seraya berterimakasih. Tak pernah bosan mengijinkanku menghirup segarnya udara yang mereka ciptakan sepertiku juga ta pernah jengah memandangi rindangnya mereka ditepi jalan. Aku masih dalam rutinitasku mensyukuri pagi.
              
               “Kalo naik sepeda, mata ke depan. disamping ga ada uang terbang”

Suara seseorang yang aku yakin laki-laki itu membuyarkan lamunanku. Tega sekali dia,seenaknya saja mengganggu acara pagiku. Kutoleh ke samping dan,
               
                “…...”, aku diam,lupa baru saja aku setersinggung apa.
                “Kenapa? Kaget?”, tanyanya kemudian membalas pandanganku.

Seketika aku terperanjat, sadar aku sedang menyetir sepeda dan berusaha kembali fokus pada jalanku. Siapa orang ini? Apa aku pernah kenal dengannya? Mengapa ia berbicara begitu padaku? Aku harus memastikannya, kataku dalam hati.
Hahaha.. aku terbahak mentertawakan diriku sendiri, bahkan menengok penuh kearahnya saja aku tak percaya diri, aku hanya mulai melihat ke pergelangan tangannya yang terang,bahkan kulitnya lebih terang dari kulitku. Aku jadi sedikit malu. Pandanganku naik sebentar,pemandangan seru terjadi disini, lengan tangan kirinya kencang,kokoh seperti orang yang rajin sekali berolahraga. Baiklah,aku tak boleh lebih lama memendam penasaran, kukebutkan mataku kea rah sasaran. Dan,

                “hey! Kenapa? Ada tompel dimukaku,ha?”
Aku berhenti kagum seketika,berubah ilfeel membayangkan kalau benar ada tompel diwajahnya yang bersih itu.
                “Eh, jangan GR ya.. aku hanya sedang mengingat apa aku pernah kenal kamu?”
Dia tertawa kecil, membuatku nyaman.
                “Memangnya kita pernah bertemu dimana? Aku baru melihatmu kemarin,dan hari ini aku melihatmu lagi, apa salah jika aku menyapamu?”
                “Hih!”, aku sebal. Kemudian kubuang mukaku,oops sory..merah pipiku.

Aku masih diam, kupilih untuk seolah tak ada dia di samping kananku. Aku memang tidak suka mendengarkan musik sambil naik sepeda, kenikmatan yang diberikan alam terlalu sayang untuk dimadu dengan alunan musik apapun itu, aku lebih suka mendengar suara burung terbang mengganggu bu tani,membuat beliau kerepotan mengusir agar padi mereka tak habis dilahap si musuh bebuyutan,suara daun yang terbang tertiup angin,juga suara anak anak yang riuh setiap aku melewati rumah-rumah penduduk. Aku selalu bisa menguasai alam pikiranku sendiri.

                “kamu mau kemana?”, laki-laki itu bertanya,
Aku lupa,bahkan dengan sangat berhasil aku melupakan kehadirannya. Kini suaranya memaksaku mengingat lagi. Kuputuskan untuk tidak menjawab.
                “Aku mau belok kanan, ada pasar malam tahunan disana..”

Aku tetap tak menjawab, hanya memandang ia berbicara sekilas dan tak memikirkan kalimatnya lebih jauh.

                “Mau ngapain sepagi ini ke pasar malam,ngepel alun-alun lhaiya!”, kataku dalam hati,masih sebal.
                “Yakin ga mau ikut?”, dia bertanya lagi.

Kutolehkan kepalaku penuh menghadapnya, menangkap bola matanya, tersenyum kecut dan menggeleng dengan tegas. Kemudian kubuang lagi pandanganku ke depan.
Kulihat ia mengambil arah belok kanan,kukayuh terus sepedaku. Aku merasa bersalah tak menerima dengan baik niat nya berteman denganku,tapi aku terlalu sebal karena ia sudah mengganggu pagiku,banyak membuyarkan fikiranku.. aku memilih untuk mengubur rasa bersalah itu dan kembali membawa sepedaku melewati jalan menurun.

                “Wohoo..!”

Aku sedikit berteriak melewati jalan setapak menurun yang membawaku ke sungai kecil di desa ini, anginnya lebih kencang membuat rambutku tertiup ke belakang,tangan kulepaskan dari stang untuk merasakan sepoynya menembus badanku.. aku semakin senang melewatkan rutinitas pagiku.

                “Ga usah sok kaya model video klip,deh”

Astaga! Suara itu lagi,aku memilih menghentikan sepedaku. Aku melihatnya melewatiku karena ia tak tahu aku akan berhenti mendadak begini, biar saja.
Dia memutar arah,kembali ke belakang menujuku.

Aku marah, “Mas,arah ke pasar malem nya kesono,noh!” aku menunjukkan jari telunjukku kearah dimna ia membelokkan sepedanya tadi.
                “Lah emang iya, cuman aku lupa itu kan pasar malem..aku ngapain kesana pagi pagi,ya?”
                “Lahiya mana kutahu??”, nadaku mulai tinggi.
                “Kamu mau kemana sih?”, dia bertanya lagi

Aku diam,memandangnya tajam,menunjukkan kekesalanku.

                “Lih, jangan terharu gitu dong..aku Cuma nanya..”
Sedetik kemudian aku merasakan pipiku panas,aku sebal sekali.
                “kalo aku jawab,kamu pergi ya..”, bujukku
                “Gak..”
                “Lahsiiih… Kamu kan bisa kemana aja,ga ikutin aku..”
                “Aku ga ikutin kamu, aku ikutin jalan ini kok..”

Orang ini sungguh… aku melengos,menyerah..

Aku menuntun sepedaku, rasanya hilang sudah perasaan pagi hari ku.. aku tak peduli lagi orang ini mau mengikutiku atau pergi,aku hanya ingin cepat sampai di hulu sungai. Sesekali kutengok ke belakang, orang itu masih diam memandangi sepedanya sambil berjongkok, seperti ada yang rusak. Aku berusaha mengacuhkannya karena memang aku ingin. Tak seberapa jauh aku menoleh kembali,dan dia sudah tidak ada. Oh,syukurlah.. kataku dalam hati.
Sampailah aku di hulu sungai, tempat favoritku setiap aku sempat. Aku suka sekali disini menghabiskan pagi, menghayati apa yang akan kulalui hari ini, tapi..

                “Hey! Kamu,ngapain disitu? Sinih..”
Astaga naga! Lelaki ini malah sudah mendahuluiku sampai, haish!
Aku terpaksa menuju kearahnya,

                “Sebenernya kamu ini siapa?”
aku mulai menyerah saja dengan emosiku. Aku lelah marah tanpa dia merasa bersalah sudah merusak suasana pagiku.

                “Aku Gusti..”, jawabnya dengan menampakkan lagi senyum nya yang sempat membuatku nyaman tadi.
                                                                         “Me..” 






Terimakasih,Yang Maha..

1 mei yang berkah..

Terimakasih padaMu Yang Maha Memberi Ingatan
bahwa setiap tanggal 1 Mei alm. Ibunda saya berulangtahun. entah apakah memang seharusnya kami mulai tak mengingat lagi. jelas tidak mungkin umur ibu kami bertambah karena umurnya di dunia sudah berhenti sejak 2001 silam.
tapi aku memilih tak mempersoalkannya karna hanya akan menambah kebingunganku,aku memilih mendoakannya lebih lama. berkali lipat lamanya dari setiap hari selain tanggal 1 Mei.
Kenapa? ya,biar saja.

Masih di 1 Mei yang berkah..

Terimakasih padaMu Yang Maha Pemberi Kemudahan.
tepat hari ini pula aku memulai hari pertamaku di profesi baru sebagai Project Manager di satu kantor yg bergerak dibidang Mobile App Development. masih di Jogja,dan tepat satu minggu ini terlewati.
Proses yang mengantarkanku sampai kesini adalah satu satunya alasan aku menyebut diriku sudah berhasil naik kelas. bagaimana tidak?
selain karna ini adalah kali ke-4 ku berganti pekerjaan,kantor,juga tentu saja karena basic pendidikanku (yang sebenarnya juga terpaksa tak selesai) adalah Komunikasi Public Relation,aku yang sejak kali pertama merasakan bekerja 4tahun lalu dengan kegiatan yang tak berbeda meski perusahaan tempatku bekerja tak sama. Berkomunikasi dengan seseorang yang lain yang juga mereka seseorang yang baru yang harus kukenal dan kujadikan klien sekaligus temanku sejak itu.
face to face menjadi kegiatanku saban hari dan bagaimana aku tak menyukainya jika aku merasa tempatku belajar adalah mereka dengan beragam ceritanya . hampir setiap hari aku tak pernah sendiri.
Disini,dikantor baru ini aku ditugaskan sebaliknya, stay didepan PC mengerjakan bagian yang menjadi tugasku, 8-9 jam sehari,5hari seminggu. memang lebih sedikit daripada hari kerjaku di semua perusahaan tempatku bekerja dulu,sebelum ini.
Dengan penghasilan yang alhamdulillah kembali diberi kepercayaan lebih,aku siap merombak lagi anggaran pengeluaran dirumah,bukan malah menjadi semakin boros mentang-mentang..

Terimakasih padaMu Yang Maha Pemberi Pelajaran
Pengalamanku terakhir menjadi seorang Team Leader di Telkomsel Personal Representative team menjadi tolak ukur. jelas sekali banyak kesalahan yang kulakukan selama menjadi TL. selain barukali pertama,aku juga belum begitu banyak mempelajari. mengalir begitu saja,dipercaya kantor membuatku sedikit canggung. tapi tak apa,justru ini prosesku naik kelas.. belajar tentang ilmu yang lebih sulit dan harus diselesaikan dengan baik,seperti PR. meski salah,kau sudah mengerjakan semaksimal mungkin.
salah juga tak mungkin semuanya,selalu ada satu atau dua yang benar diantara banyaknya kesalahan.
Telkomsel mengajariku banyak sekali hal, apa itu keluarga.. apa itu kerjasama tim.. apa itu saling menguatkan.. apa itu saling mengayomi..

Hingga aku menemukan kesempatan ini,disini sebelum akhirnya aku memutuskan resign dr perusahaan merah itu. Dengan lebih banyak ilmu yang diberikan atasan atasanku dikantor menjelang kepergianku sebagai karyawan,aku membulatkan niat belajar dikelas baru. disini..

Terimakasih padaMu Yang Maha Pemberi Bantuan
dikantorku yang baru kurasa cukup jauh dari rumahku.. seorang kawan menawarkan kamar nya untuk kutinggali,tak jauh dari sini.
awalnya aku menolak dengan alasan tak enak hati,tapi tak juga kutemukan kos selama sekian hari
sampai akhirnya ia memintaku untuk benar tinggal dirumahnya bersama ayah ibu nya yang hanya berdua saja. karna ia harus pindah ke ibukota memenuhi panggilan kerja.
tanpa mengurangi i'tikad baiknya,aku menyanggupi. aku menyanggupi menemani kedua orangtuanya yang hanya berdua,meski sepanjang hari harus kutinggal kekantor sejak pagi,tapi aku bisa bertukar cerita bersama mereka saat malam. aku seperti punya ayah dan ibu baru. setiap akhir pekan aku pulang kerumah menikmati hari bersama keluargaku sendiri.
sampai detik ini,bantuanMu belum berhenti Ya Allah..seperti kebaikan keluarga ini.
hamba bersenang hati.

setelah ini adikku Gusta yang sampai disaat dimana ia masuk ke Perguruan Tinggi,hingga saat ini aku masih dalam proses menjalani nikmatMu berupa hati untuk kembali berdetak lebih cepat, kepala yang semakin terisi beban,dan semangat yang terus dipompa juang.
sepadan dengan kelegaan tiada tara yang Kau beri saat adikku Ike wisuda Februari lalu.
Kau memberikan semua proses itu pada waktunya,malu jika siap saja aku tak mampu..

Terimakasih padaMu Yang Maha Pemberi Jalan
dari awal Kau memberiku jalan yang kurasa tak pernah ringan,
jalan yang sebenarnya tak memberiku pilihan selain maju,
jalan yang selalu kukeluhkan..
terjalnya,
tanpa ujungnya,
tapi disaat yang sama Kau juga yang memberi kemudahan.. Kau juga yang memberi bantuan meski belum juga kulihat ujung.. Kau juga yang memberi rambu kearah mana aku harus berjalan terus.
Kau memang tak memaksaku berlari, tapi Kau melarangku berhenti.
Kau memintaku berjalan,meski pelan..
aku tak harus lelah,tapi sampai di ujung jalanku..
Kau tak pernah padamkan lampu,
hanya kadang Kau redupkan untuk kembali Kau sinarkan..
Terimakasih,Yang Maha..

:)

kutipan kuda!

jangan berhenti ketika lelah,berhentilah ketika selesai.

                                                   dunia sudah rumit,jika tak kau kuatkan dirimu sendiri maka makin rumitlah!

syarat menjadi pendekar adalah memiliki pedang,
ah! apalah itu,aku punya ketapel yang lebih bisa melukaimu dari sini.

                     hidup bahkan tak terasa hidup ketika kau patah hati. mungkin,tapi bukan tanpa sembuh,kan?
                           
                                                      ada apa itu,dibahu mu?oh,harapan.

berlari memang ada saatnya ber
  henti,tapi tidak diam..tetaplah berjalan

                                                                                berhentilah mengeluh,lebih lekas lebih baik!

                        karna segala hal yang cukup mewakili hidup adalah satu, tak lain tak bukan..

                                                                        Ibu


petikan biru

Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang
Tiada duka kukenal, tak kunjung mengerang 
Di sore hari nan sepi....ibuku bertelut 
Sujud berdoa ku dengar namaku disebut
Di doa ibuku, namaku disebut ..
Di doa ibuku ku dengar, ada namaku disebut
 
Sering ini kukenang, di masa yang berat 
Di kala hidup mendesak dan nyaris ku sesat 
Melintas gambar ibuku, sewaktu bertelut 
Kembali sayup kudengar.... Namaku disebut 
Sekarang dia telah pergi ke rumah yang tenang 
Namun kasihnya padaku selalu ku kenang 
Kulintas gambar ibuku sewaktu berteduhKembali sayup kudengar ... namaku disebut..



jangan sedih,itu hanya lirik lagu.. jangan sedih,itu hanya alunan merdu..
jangan sedih,itu hanya sekilas rindu,
meski dalam kurun waktu 11tahun hidupku bersama ibu,meski tak sekalipun pernah kudengar benar namaku disebut,meski tanpa doanya sebenarnya setiap jalan juga tak pernah ringan..
meski setelahnya tiada lagi kesempatan,
meyakinkan diri bahwa dulu,ketika ia ada dulu,namaku selalu menjadi kesukaannya di tiap bait doanya.
jangan sedih,itu akan segera pulih.. jangan se..
dih..

aku dan cerita pertama di duapuluhtiga

Walla!
apa kabarnya sepasang mata yang setia membaca, segaris bibir yang kemudian tersenyum,juga suatu tempat dimana kalian ikut menyimpan ceritaku pada akhirnya? kuharap semuanya baik,kalian bukan pembaca biasa. kalian bagian dari file-file yang kususun rapih didalam sini. *tsaelah! Thanks anyway :)
lama sekali rasanya aku tak mengunjungi -another home- ku disini. sudah berganti tahun saja rupanya.. banyak kisah tiba-tiba berebut ambil posisi di kepala,mereka mau apa? jika yang mereka mau agar aku pusing harus menulis kisah yang mana dulu, yap! mereka sukses.
seperti yang sudah kujabarkan pada laman bio ku,aku menulis untuk sekedar merapihkan file-file moment di hidupku hanya agar aku tak melupakannya hingga nanti.jadi jika yang kalian temukan disini bukan informasi yang kalian cari,maaf.. tapi jika sudah terlanjur membaca sampai bagian ini,untuk apa berhenti? ehe~

  • Hey,Birthday Girl!
wohoo! 25 Januari 2013 ini tepat usia ke duapuluh tiga ku. usia dimana kali pertama aku mendapatkan bingkisan,kado,dan hadiah sebanyak ini..bertubi-tubi. usia dimana semua orang seperti menyayangiku tanpa kecuali. usia dimana aku sebenarnya aku sudah lelah sendiri,menunggu seseorang datang menjemput dan menyeduh cokelat hangat denganku setiap sore. ah,lupakan soal cokelat hangat! kubagi pada kalian warna-warni wujud kasih sayang itu..


pada hari ulangtahun,aku justru tak berada di tempat dimana mereka yang meluangkan perhatiannya padaku bisa kubalas dengan muka haru dan senyum kaku tak tentu,menerima banyak hadiah datang dan diterima oleh adik-adikku dirumah aku menjadi merasa bersalah.kemana aku?
aku sedang me-ratu-kan diriku sendiri di suatu tempat yang jauh,memberi penghargaan pada hari spesial diri sendiri. merenungkan apa yang sudah setahun kulewati..



DIENG PLATEAU,Wonosobo. Ind.
 
aku sengaja ikut pulang kekampung halaman seorang teman untuk merayakan satu hari dalam satu tahunku. untuk pertama kalinya aku merasakan dingin yang masuk hingga ke tulang,ketakutan pada air sebelum mandi,dan membayangkan mengapa bidadari tak ada di sungai setempat. padahal aliran sungai di sini sungguh lebih dari indah,menenangkan. terang saja,bidadari yang mandi disini pasti takkan kuat kembali ke khayangan,mungkin mereka lebih memilih kapok mandi. karna aku bukan bidadari,aku memilih menebalkan kulit dan menutup pori-pori agar aku tak kapok bergelut dengan air esok hari. meski setiap guyurannya seperti kiloan paku payung menghujani badanku. bukan sakit,bukan.. hanya saja aku tak tahu bagaimana menjelaskannya padamu :)
Telaga menjadi tempat pertama kali kusinggahi,matahari seperti berjalan mengiringi. tak ada siapapun disitu selain aku dan temanku. aroma belerang menusuk hidung,tapi tak mengganggu indera lainku untuk kembali menikmati jernih airnya,tenang arusnya,bahkan telaga yang tenang itu mampu memantulkan bayangan bukit,warga menyebutnya Telaga Pengilon..ah,bagaimana juga bagian ini kujelaskan padamu?
tiba harinya 25 januariku,aku meminta temanku mengantarkan aku ke kebun teh,di perjalanan aku memaksanya berhenti sebentar,dan foto ketiga yang bisa kalian lihat,tak perlu penjelasan..
hampir tengah hari,rasanya mataku mulai lelah menikmati,aku memilih duduk di ladang, meluruskan kaki yang sedari tadi berjalan,melihat ke arah bukit,lembah terjal namun terlihat rapih dari sini,seperti aku adalah Dora tanpa ransel dan tak butuh peta. aku hanya butuh berhenti dan mulai menikmati dengan beda posisi. kuingat lagi apa yang terlalui setahun ini,kufikirkan lagi apa saja yang sudah kuperbaiki meski ta akan pernah cukup kita sebagai manusia. aku diam,memandang langit,seperti warna birunya berubah pelangi,seperti duapuluhtiga tahunku sampai hari ini.aku pejamkan mata,buang segala yang ada di dunia jauh disana,yang entah sejak kapan memilih betah memenuhi isi kepalaku,aku tarik nafas sepanjangnya,kuhembuskan perlahan seraya mengucap hamdallah..

"aku tak pernah suka berjanji,tapi sampai hari ini,Kau selalu memberi tanpa meminta. Kau tak pernah menjanjikan apapun untuk kutagih,tapi Kau memberi lebih dari yang kuminta,seperti perasaan detik ini,bahagia sederhana yang termanis.Terimakasih,Tuhan"


sorenya kami harus pulang,temanku itu harus masuk kerja pagi harinya sebagai dokter gigi,ah dia memang dokter yang baik..mengabadikan gambar setiap kekagumanku dengan alam kampung halamannya itu,berlapang dada menjadi seseorang yang sering tak kuingat keberadaannya karna aku sibuk dengan perasaanku sendiri disana,sungguh-sungguh..sungguh pasti dia menolak ketika aku ingin ikut pulang lagi kesana.maafkan aku dok,lain kali fotonya yang rada bagusan dikit.. *kemudian dibur*
tapi terimakasih untuk kesempatannya boleh ditumpangi,semoga sekeluarga sehat sentosa,amin :))
sepulangnya kudapati setumpuk kejutan lagi,wujud nyata dari orang-orang tersayang,tak bisa kusebutkan satu persatu. alm.ibu,bapak,adik-adikku,orang-orang terkasih,mereka adalah bagian dari duapuluhtiga ku.
tak banyak yang kuminta dari usia segini,yang pasti aku selalu berusaha membenahi diri sendiri,dengan atau tanpa kesadaranku. aku menyimpan semua ilmu yang kurasa baik untukku,untuk kemudia kupelajari.

manusia memang ada untuk saling menguatkan,jika satu sama lain sudah mampu saling melengkapi. bertambah usia adalah bertambahnya tanggung jawab di setiap masanya,mencari celah manusia lain hanya akan membuang waktu. lebih bijak menelaah apa yang perlu dibenahi dari diri,habiskan waktu membahas pribadi sendiri sehingga kita tak punya waktu menelaah kehidupan pribadi yang lain. 

bahwa aku dan kamu,kita adalah masing-masing yang sedang berusaha mendapatkan bahagia. sesederhana itu.
terimakasih..
:)