Hari ke-25 di bulan pertama







Sejak hari ini, semu hal terasa benar.. menjadi nyatalah setiap mimpi, menjadi wujudlah setiap doa.. karna sejak hari ini, semua hal terasa benar.. :')

Nikmat Allah SWT mana lagi yang kau dustakan ?

kalian punya mimpi?
pernah ikut-ikutan sinetron di tv dengan menggambar mimpi? kalau pernah, bersyukurlah..


Ya, itu adalah gambar mimpi saya. akhirnya tiba waktunya saya mengabadikannya di sini setelah sebelumnya menahan diri, menceritakan yang belum tentu terjadi.. halah!

2008 lalu, saya mempunyai mimpi. kalau dari gambar silakan dibaca dari bawah:

1. Kamera (emang rada jelek sih gambarnya, maklum gambaran anak 18th :p)
2008 memang awal mula saya tau bagaimana duit itu didapatkan, berbekal suka narsis di FB. adalah teman yang iseng nawarin motret, karena SPP saya tersendat-sendat tidak jelas.. meng-iya-kan lah saya.. motret disini bukan karena saya pengen jd model, tapi karena saya belum punya kemampuan bekerja di perusahaan atau instansi pemerintahan. Lhawong lulus sekolah aja belum.. ya maklum..

2. Buku + Gerobag
Buku ini saya gambar untuk mewakili proses kuliah saya di Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilkom Jurusan Komunikasi konsentrasi Public Relation (lengkaaap!) yang hanya bisa bertahan 3 semester saja :( , saat kuliah pun saya juga bekerja part time di Telkomsel Yk sbg anggota tim sales.
setelah itu saya diminta istirahat dulu, tadinya sebentar.. ternyata terpaksa hingga sekarang. karena satu dan lain hal, baiklah saya merelakan. demi dapur yang bisa terus mengebul, saya berjualan bubur. tadinya gambar gerobag itu saya maksudkan ingin berjualan siomay sembari kuliah. tapi harapan tinggal harapan. saya belum boleh melakukan keduanya di waktu yang sama. Jadilah saya berjualan saja, itu juga bubur ayam bukan siomay. hehhee meski begitu saya sgt bersyukur, warung kecil ala kadarnya yang kami buka ramai pembeli, hubungan kami dengan pelanggan juga baik sekali. ilmu Komunikasi saya jadi berguna. ehee :p begitulah garis besarnya, tapi di satuu sisi, saya sadar mimpi saya mulai tidak sesuai dg harapan.

3. Buku
Ya, tadinya saya membayangkan setelah wirausaha saya lancar dan bisa saya percayakan ke orang lain, saya tetap ingin belajar. setidaknya mengembangkan diri di dunia kerja. saya ga mau jadi penjual saja, rasanya kok sayang masa mudanya.. diterimalah saya di salah satu perusahaan nasional bergerak di Surabaya dan Jakarta juga saya iya-in. demi proses belajar saya di dunia kerja. Tentu saja saya menikmati. saya menjadi PR di perusahaan tersebut, sesuai jurusan kuliah yang saya ambil, meski belum sempat saya belajar teori. Tapi ternyata saya belum cerdas menentukan prioritas, wirausaha saya belum bisa saya tinggal ketika saya sudah penasaran dengan dunia kerja. terpaksa warung kami yang sudah memiliki cabang itu ditutup. sedih sekali :(
mimpi saya kembali tidak berjalan sesuai gambar :(

4. Rumah + Menikah
Tinggal satu mimpi saya paling besar. Menikah dan memiliki keluarga di rumah sendiri, rumah yang kita bangun dengan usaha sendiri, memaksa kita bekerja lebih giat, berusaha lebih tangguh, berdoa lebih rajin. Setelah tragedi warung bubur saya tutup saya tak peduli lagi pada GOAL saya di mimpi. saya jalani saja, toh yang saya harapkan sudah saya usahakan semua. 

Saya masih mengahbiskan waktu belajar, dengan bekerja tentunya. saya memang selalu belajar dari situ, terhitung sudah 4 kali saya berganti perusahaan dalam kurun waktu 4tahun ini, memang masing-masing saya jatah satu tahun demi perkembangan diri. alhamdulillah jejak pengalaman bekerja di perusahaan nasional tersebutlah yang mengantar saya pada posisi terakhir saya saat ini,sekaligus menjadi kelas paling menantang dalam proses belajar saya selama ini. 

hingga akhirnya saya bertemu Miftahuts Tsani, 25 Januari 2010 lalu, sebelumnya saya mengejar mimpi tanpa merencanakan akan menikmatinya bersama siapa. ternyata dia ini yang menyanggupi, mengiyakan ajakan saya mewujudkan mimpi saya, yang juga menjadi mimpinya akhirnya. saya jelaskan apa alasan saya, saya ceritakan rencana saya tentang mimpi itu, belajar dari kesalahan yang lalu-lalu.. kemudian ia menawarkan tangannya, menemani saya. ia tak menjanjikan bantuan, tak menjanjikan akan memenuhi, tapi ia berjanji membantu, mendukung, menyemangati. saya baru sadar, selama ini saya kejar mimpi ini sendiri. Sekarang Tsani ada, ringan sekali rasanya berjalan berdua.. kami berusaha dari nol bersama, sampai akhirnya mimpi terakhirku di gambar itu menjadi nyata.. Kami menikah dan membangun rumah di waktu yang sama.. kami membagi tugas, Tsani mengerjakan tugasnya soal proses pembangunan rumah di Bandung, saya mempersiapkan pernikahan kami disini. Ya, kami LDR sejak pertama berkenalan. dan Wooshaa!



"mewujudkan konsep masadepan itu seperti menyusun puzzle, pada saatnya nanti kita akan tersenyum mengingat prosesnya seberjuang dan semenyenangkan ini"

Subhanallah!
rasanya mustahil membayangkan lagi awal saya menggambar mimpi saya malam itu, 5tahun lalu. 3tahun berusaha sendiri me-nyata-kan mimpi, berkali tak sesuai harapan dan jatuh dalam prosesnya. Hingga 2tahun lalu ada Tsani menemani saya, meyakinkan bahwa saya bisa, marah ketika saya kekeuh ingin menyerah, dia tahu menempatkan diri dalam situasi saya yang tak pernah mau tau, saya terbiasa sendiri. Tsani sabar, di meyakinkan bahwa saya tidak hanya bisa bermimpi tapi juga me-nyata-kan nya. Miftahuts Tsani selalu meyakinkan saya tidak boleh lupa dari mana saya berasal, dan kemana saya kembali. tidak boleh merasa tinggi, tetap menapak pada tanah..disini saya hanya ingin menceritakan mimpi, meyakinkan kembali bahwa ujian Tuhan datang bersama kemudahan. Bahkan ketika mimpi saya yang ini direstui, masih ditambah lagi! Saya memang berniat dekat dengan suami dan keluarga nantinya, rasanya sudah cukup saya bekerja di Jogja. saya ingin menggambar mimpi saya lagi jika memang saya harus menjadi ibu dirumah saja. Ternyata atasan kantor tidak setuju, ia tidak setuju saya hanya sekedar menggambar mimpi. ia mengizinkan saya tetap bekerja, dari rumah! dari rumah! dari rumaaaaaah! saya bekerja via email dan skype saja, bisa bekerja dari ruang tengah, dari dapur, bahkan dr halaman belakang sambil jemur cucian. ah, saya mulai berandai-andai..

Alhamdulillah..
Hidup rasanya berwarna sekali ketika kita selalu yakin bahwa kemudahan Allah SWT datang sejak dulu sekali, memberi banyak pelajaran bahwa apa yang baik menurut saya belum tentu menurutNya, Dia ada bersama kami dalam proses ini, mempersiapkan mimpi. Ia tahu niat kami, Ia memberi kemudahan berkali-kali, berlipat-lipat. Allah memenuhi doa kami, semoga niat saya memilih mencari rezeki dekat dari suami diridhoi. karna berapapun nominalnya, tidak ada artinya jika saya harus bekerja jauh dari keluarga, sejak dulu pun begitu.. rasanya berkah tercurah lebih banyak, entahlah.. Tapi yang pasti kami punya cerita yang tak habis dibahas berdua. 

Bismillah.. 
25 Januari sudah didepan mata, kembali bersihkan niat dan mari sambut hari baru dengan bersuka cita..
Juga.... Jangan ragu gambar mimpi kita! 

:')