Suka Hati sepanjang Mei

Berikut bukti kenangan bulan ini.. 2013, Mei.

1.       Meja Belajar dan Kelas Baru!



@onebitmedia as Project Manager. :’)


2.       Foni dan gelar barunya sebagai Sarjana




                Selamat, @fonifoo atas hari besarnya. Lunas sudah hutangmu kepada diri sendiri juga orang tua, semoga aku dan beberapa anggota keluarga LARE bisa menyusulmu segera. Amin..

3.       Gusta Purnama Putra dan berita baiknya




                Akhirnya adik kedua saya memberikan kelegaan ini juga, setelah kakaknya (adik pertama) saya lulus kuliah terlebih dulu Februari lalu. Selamat ya, cah bagus.. sudah berkeras diri sampai selesai jenjang sekolah 12tahunmu. semoga sukses setiap langkah mu setelah ini, mba Dewi dukung dari sini. Go Putra Go!

4.       Jagoan saya ulangtahun bersamaan dengan peringatan Gempa Jogjakarta, 27 Mei.


Selamat UlangTahun MIPMIP!
                                                 aku padamu..

                                                               


Nostalgia Imaji Remaja, tersenyumlah..

ME..

Fiuhh..
Langit pagi ini membuatku nyaman mengayuh sepedaku sejak sepuluh menit yang lalu, entah karena biru nya atau putih awannya yang menarik perhatianku,aku semakin fokus menikmatinya sembari memperhatikan alur jalan sepedaku.
Rute yang kulewati setiap hari memang begini, beberapa petak sawah menyegarkan mataku dengan hijau segar mereka juga padi yang sudah siap dipanen, kemudian ada beberapa rumah setelahnya,meski tidak seindah pemandanganku sebelumnya, tetap tak mengurangi kekagumanku pada suasana pagi,setiap hari. Barisan pohon mulai menyambut laju rodaku, aku menatap mereka dengan tersenyum seraya berterimakasih. Tak pernah bosan mengijinkanku menghirup segarnya udara yang mereka ciptakan sepertiku juga ta pernah jengah memandangi rindangnya mereka ditepi jalan. Aku masih dalam rutinitasku mensyukuri pagi.
              
               “Kalo naik sepeda, mata ke depan. disamping ga ada uang terbang”

Suara seseorang yang aku yakin laki-laki itu membuyarkan lamunanku. Tega sekali dia,seenaknya saja mengganggu acara pagiku. Kutoleh ke samping dan,
               
                “…...”, aku diam,lupa baru saja aku setersinggung apa.
                “Kenapa? Kaget?”, tanyanya kemudian membalas pandanganku.

Seketika aku terperanjat, sadar aku sedang menyetir sepeda dan berusaha kembali fokus pada jalanku. Siapa orang ini? Apa aku pernah kenal dengannya? Mengapa ia berbicara begitu padaku? Aku harus memastikannya, kataku dalam hati.
Hahaha.. aku terbahak mentertawakan diriku sendiri, bahkan menengok penuh kearahnya saja aku tak percaya diri, aku hanya mulai melihat ke pergelangan tangannya yang terang,bahkan kulitnya lebih terang dari kulitku. Aku jadi sedikit malu. Pandanganku naik sebentar,pemandangan seru terjadi disini, lengan tangan kirinya kencang,kokoh seperti orang yang rajin sekali berolahraga. Baiklah,aku tak boleh lebih lama memendam penasaran, kukebutkan mataku kea rah sasaran. Dan,

                “hey! Kenapa? Ada tompel dimukaku,ha?”
Aku berhenti kagum seketika,berubah ilfeel membayangkan kalau benar ada tompel diwajahnya yang bersih itu.
                “Eh, jangan GR ya.. aku hanya sedang mengingat apa aku pernah kenal kamu?”
Dia tertawa kecil, membuatku nyaman.
                “Memangnya kita pernah bertemu dimana? Aku baru melihatmu kemarin,dan hari ini aku melihatmu lagi, apa salah jika aku menyapamu?”
                “Hih!”, aku sebal. Kemudian kubuang mukaku,oops sory..merah pipiku.

Aku masih diam, kupilih untuk seolah tak ada dia di samping kananku. Aku memang tidak suka mendengarkan musik sambil naik sepeda, kenikmatan yang diberikan alam terlalu sayang untuk dimadu dengan alunan musik apapun itu, aku lebih suka mendengar suara burung terbang mengganggu bu tani,membuat beliau kerepotan mengusir agar padi mereka tak habis dilahap si musuh bebuyutan,suara daun yang terbang tertiup angin,juga suara anak anak yang riuh setiap aku melewati rumah-rumah penduduk. Aku selalu bisa menguasai alam pikiranku sendiri.

                “kamu mau kemana?”, laki-laki itu bertanya,
Aku lupa,bahkan dengan sangat berhasil aku melupakan kehadirannya. Kini suaranya memaksaku mengingat lagi. Kuputuskan untuk tidak menjawab.
                “Aku mau belok kanan, ada pasar malam tahunan disana..”

Aku tetap tak menjawab, hanya memandang ia berbicara sekilas dan tak memikirkan kalimatnya lebih jauh.

                “Mau ngapain sepagi ini ke pasar malam,ngepel alun-alun lhaiya!”, kataku dalam hati,masih sebal.
                “Yakin ga mau ikut?”, dia bertanya lagi.

Kutolehkan kepalaku penuh menghadapnya, menangkap bola matanya, tersenyum kecut dan menggeleng dengan tegas. Kemudian kubuang lagi pandanganku ke depan.
Kulihat ia mengambil arah belok kanan,kukayuh terus sepedaku. Aku merasa bersalah tak menerima dengan baik niat nya berteman denganku,tapi aku terlalu sebal karena ia sudah mengganggu pagiku,banyak membuyarkan fikiranku.. aku memilih untuk mengubur rasa bersalah itu dan kembali membawa sepedaku melewati jalan menurun.

                “Wohoo..!”

Aku sedikit berteriak melewati jalan setapak menurun yang membawaku ke sungai kecil di desa ini, anginnya lebih kencang membuat rambutku tertiup ke belakang,tangan kulepaskan dari stang untuk merasakan sepoynya menembus badanku.. aku semakin senang melewatkan rutinitas pagiku.

                “Ga usah sok kaya model video klip,deh”

Astaga! Suara itu lagi,aku memilih menghentikan sepedaku. Aku melihatnya melewatiku karena ia tak tahu aku akan berhenti mendadak begini, biar saja.
Dia memutar arah,kembali ke belakang menujuku.

Aku marah, “Mas,arah ke pasar malem nya kesono,noh!” aku menunjukkan jari telunjukku kearah dimna ia membelokkan sepedanya tadi.
                “Lah emang iya, cuman aku lupa itu kan pasar malem..aku ngapain kesana pagi pagi,ya?”
                “Lahiya mana kutahu??”, nadaku mulai tinggi.
                “Kamu mau kemana sih?”, dia bertanya lagi

Aku diam,memandangnya tajam,menunjukkan kekesalanku.

                “Lih, jangan terharu gitu dong..aku Cuma nanya..”
Sedetik kemudian aku merasakan pipiku panas,aku sebal sekali.
                “kalo aku jawab,kamu pergi ya..”, bujukku
                “Gak..”
                “Lahsiiih… Kamu kan bisa kemana aja,ga ikutin aku..”
                “Aku ga ikutin kamu, aku ikutin jalan ini kok..”

Orang ini sungguh… aku melengos,menyerah..

Aku menuntun sepedaku, rasanya hilang sudah perasaan pagi hari ku.. aku tak peduli lagi orang ini mau mengikutiku atau pergi,aku hanya ingin cepat sampai di hulu sungai. Sesekali kutengok ke belakang, orang itu masih diam memandangi sepedanya sambil berjongkok, seperti ada yang rusak. Aku berusaha mengacuhkannya karena memang aku ingin. Tak seberapa jauh aku menoleh kembali,dan dia sudah tidak ada. Oh,syukurlah.. kataku dalam hati.
Sampailah aku di hulu sungai, tempat favoritku setiap aku sempat. Aku suka sekali disini menghabiskan pagi, menghayati apa yang akan kulalui hari ini, tapi..

                “Hey! Kamu,ngapain disitu? Sinih..”
Astaga naga! Lelaki ini malah sudah mendahuluiku sampai, haish!
Aku terpaksa menuju kearahnya,

                “Sebenernya kamu ini siapa?”
aku mulai menyerah saja dengan emosiku. Aku lelah marah tanpa dia merasa bersalah sudah merusak suasana pagiku.

                “Aku Gusti..”, jawabnya dengan menampakkan lagi senyum nya yang sempat membuatku nyaman tadi.
                                                                         “Me..” 






Terimakasih,Yang Maha..

1 mei yang berkah..

Terimakasih padaMu Yang Maha Memberi Ingatan
bahwa setiap tanggal 1 Mei alm. Ibunda saya berulangtahun. entah apakah memang seharusnya kami mulai tak mengingat lagi. jelas tidak mungkin umur ibu kami bertambah karena umurnya di dunia sudah berhenti sejak 2001 silam.
tapi aku memilih tak mempersoalkannya karna hanya akan menambah kebingunganku,aku memilih mendoakannya lebih lama. berkali lipat lamanya dari setiap hari selain tanggal 1 Mei.
Kenapa? ya,biar saja.

Masih di 1 Mei yang berkah..

Terimakasih padaMu Yang Maha Pemberi Kemudahan.
tepat hari ini pula aku memulai hari pertamaku di profesi baru sebagai Project Manager di satu kantor yg bergerak dibidang Mobile App Development. masih di Jogja,dan tepat satu minggu ini terlewati.
Proses yang mengantarkanku sampai kesini adalah satu satunya alasan aku menyebut diriku sudah berhasil naik kelas. bagaimana tidak?
selain karna ini adalah kali ke-4 ku berganti pekerjaan,kantor,juga tentu saja karena basic pendidikanku (yang sebenarnya juga terpaksa tak selesai) adalah Komunikasi Public Relation,aku yang sejak kali pertama merasakan bekerja 4tahun lalu dengan kegiatan yang tak berbeda meski perusahaan tempatku bekerja tak sama. Berkomunikasi dengan seseorang yang lain yang juga mereka seseorang yang baru yang harus kukenal dan kujadikan klien sekaligus temanku sejak itu.
face to face menjadi kegiatanku saban hari dan bagaimana aku tak menyukainya jika aku merasa tempatku belajar adalah mereka dengan beragam ceritanya . hampir setiap hari aku tak pernah sendiri.
Disini,dikantor baru ini aku ditugaskan sebaliknya, stay didepan PC mengerjakan bagian yang menjadi tugasku, 8-9 jam sehari,5hari seminggu. memang lebih sedikit daripada hari kerjaku di semua perusahaan tempatku bekerja dulu,sebelum ini.
Dengan penghasilan yang alhamdulillah kembali diberi kepercayaan lebih,aku siap merombak lagi anggaran pengeluaran dirumah,bukan malah menjadi semakin boros mentang-mentang..

Terimakasih padaMu Yang Maha Pemberi Pelajaran
Pengalamanku terakhir menjadi seorang Team Leader di Telkomsel Personal Representative team menjadi tolak ukur. jelas sekali banyak kesalahan yang kulakukan selama menjadi TL. selain barukali pertama,aku juga belum begitu banyak mempelajari. mengalir begitu saja,dipercaya kantor membuatku sedikit canggung. tapi tak apa,justru ini prosesku naik kelas.. belajar tentang ilmu yang lebih sulit dan harus diselesaikan dengan baik,seperti PR. meski salah,kau sudah mengerjakan semaksimal mungkin.
salah juga tak mungkin semuanya,selalu ada satu atau dua yang benar diantara banyaknya kesalahan.
Telkomsel mengajariku banyak sekali hal, apa itu keluarga.. apa itu kerjasama tim.. apa itu saling menguatkan.. apa itu saling mengayomi..

Hingga aku menemukan kesempatan ini,disini sebelum akhirnya aku memutuskan resign dr perusahaan merah itu. Dengan lebih banyak ilmu yang diberikan atasan atasanku dikantor menjelang kepergianku sebagai karyawan,aku membulatkan niat belajar dikelas baru. disini..

Terimakasih padaMu Yang Maha Pemberi Bantuan
dikantorku yang baru kurasa cukup jauh dari rumahku.. seorang kawan menawarkan kamar nya untuk kutinggali,tak jauh dari sini.
awalnya aku menolak dengan alasan tak enak hati,tapi tak juga kutemukan kos selama sekian hari
sampai akhirnya ia memintaku untuk benar tinggal dirumahnya bersama ayah ibu nya yang hanya berdua saja. karna ia harus pindah ke ibukota memenuhi panggilan kerja.
tanpa mengurangi i'tikad baiknya,aku menyanggupi. aku menyanggupi menemani kedua orangtuanya yang hanya berdua,meski sepanjang hari harus kutinggal kekantor sejak pagi,tapi aku bisa bertukar cerita bersama mereka saat malam. aku seperti punya ayah dan ibu baru. setiap akhir pekan aku pulang kerumah menikmati hari bersama keluargaku sendiri.
sampai detik ini,bantuanMu belum berhenti Ya Allah..seperti kebaikan keluarga ini.
hamba bersenang hati.

setelah ini adikku Gusta yang sampai disaat dimana ia masuk ke Perguruan Tinggi,hingga saat ini aku masih dalam proses menjalani nikmatMu berupa hati untuk kembali berdetak lebih cepat, kepala yang semakin terisi beban,dan semangat yang terus dipompa juang.
sepadan dengan kelegaan tiada tara yang Kau beri saat adikku Ike wisuda Februari lalu.
Kau memberikan semua proses itu pada waktunya,malu jika siap saja aku tak mampu..

Terimakasih padaMu Yang Maha Pemberi Jalan
dari awal Kau memberiku jalan yang kurasa tak pernah ringan,
jalan yang sebenarnya tak memberiku pilihan selain maju,
jalan yang selalu kukeluhkan..
terjalnya,
tanpa ujungnya,
tapi disaat yang sama Kau juga yang memberi kemudahan.. Kau juga yang memberi bantuan meski belum juga kulihat ujung.. Kau juga yang memberi rambu kearah mana aku harus berjalan terus.
Kau memang tak memaksaku berlari, tapi Kau melarangku berhenti.
Kau memintaku berjalan,meski pelan..
aku tak harus lelah,tapi sampai di ujung jalanku..
Kau tak pernah padamkan lampu,
hanya kadang Kau redupkan untuk kembali Kau sinarkan..
Terimakasih,Yang Maha..

:)