ini hanya feeling ku,ibu..

hari ini memang tak biasa. biar kuceritakan sedikit..



sepulang nya dari bekerja, pukul 22.00 wib dia memintaku mendengarkannya bercerita, bahwa sahabat karibnya ternyata berkhianat padanya, aku tak begitu faham bagaimana kronologis ceritanya, tapi yang kuamati adalah mimik wajahnya. ike terlihat sangat murung, bahkan matanya sembab karena menangis sebelum ini. 
ini hanya feeling ku, ibu..
jika ibu masih ada bersama kami aku yakin beliau juga akan bersikap begini. 
diam mendengarkan, seksama mengamati, dan tersenyum sambil memberikan kalimat menenangkan hati,
"sebenarnya kamu cuma berprasangka Yem*, bukan perangai seseorang atau bahkan karibmu yang berubah. tapi prasangka mu disitu.ingat bahwa kamu yg lebih mengenalnya, lebih dalam daripada si pencerita tentangnya padamu"
Ike tertunduk lesu. namun ia mengaku lega. meski aku tak tahu apa keputusannya setelah ini, kurasa dia sudah cukup bijak berfikir..


pagi tadi ia sengaja menemaniku berjualan bubur karena sekolahnya libur. selepas sepi, kutatap sosoknya. anak ini sudah besar,bahkan aku baru sadar benar ia sudah punya kumis tipis. sepertinya ia lelah sejak subuh tadi membantuku. kudekati dia, kucoba usap rambutnya meski sungkan, tapi ia menikmati. justru ia memilih merebahkan badannya ditikar dan menjadikan kakiku sebagai sandaran kepalanya, sepertinya ia sedang ingin bermanja. kuusap alis mata kanannya, mencoba mencairkan suasana,
"capek ya?gimana sekolah?udah bisa rakit mobil sendiri blum?ha ha"
sambil memejamkan mata ia menjawab,
"mobil tamiya bisa,tapi kalo mobil pemadam kebakaran nanti dulu,masih di bab nambal ban nya"
jawabannya itu spontan membuatku tertawa geli. kembali kuusap rambutnya dan membiarkan ia terhanyut. malam harinya yg kebetulan sabtu malam,dimana anak2 seusianya merasakan kebebasan setelah seminggu lelah bersekolah. aku bahkan tak menyadari Putra mandi sore dan sebegini harumnya justru dengan senang hati melangkahkan kakinya menuju masjid.hingga selepas Isya' . 
kembali ini hanya feelingku, Ibu..
ketika kau melihat putra remaja mu sepositif ini aku yakin kau akan memberikannya hadiah ini, sesuatu yang dia minta seminggu lalu. Kemeja batik untuk dipakainya ke sekolah setiap hari Jumat..


hari ini ia pulang sore, pamitnya padaku belajar bersama dirumah Muna. aku selalu berikan izin untuk tiap permintaannya hanya agar dia tahu aku percaya padanya. hingga setelah dia mandi sore, kubantu ia menyisir rambutnya, iseng membentuk kepang dua seperti ketika ia masih smp dulu. tiba2 ia bertanya,
"mba Dewi,sabtu depan aku boleh nginep dirumah temen ga?mau garap tugas."
aku tau ia takut, dari getar suaranya yang cemas aku tau.
sekali lagi ini hanya feelingku, Ibu..
aku tersenyum dan menjawab,
"jangan, kalo mau temen2 kamu aja yang diajak kerumah. ngerjainnya dari siang jadi sore selesai. kalo butuh laptop mba Dewi ada. ngga sampe nginep gitu.belum waktunya dan tak ada alasan untuk tidak tidur dirumah"
masih dengan beberapa helai rambutnya ditanganku,ia mengangguk dan merajuk padaku,
"yaah, iya deh tapi modem nya diisi pulsa ya Yem*, pleasee.."
aku tersenyum lega, pertanda ia mengerti. bahwa aku bukan melarangnya, tapi memberikan solusi lain untuknya. dan aku yakin tak akan ada kecewa dihatinya, Bu..


setiap sikapku pada mereka hanya apa yang kurasa ketika aku lebih dulu hidup bersamamu, Ibu..
ketika aku lebih lama dari mereka untuk mengerti apa tujuan dari segala sikapmu..
bukan aku yg menentukan benar tidaknya sikapku,
tapi sekali lagi, ini hanya feelingku..
Ibu..

:)

*Yem : panggilan khusus antara kami.he

Tidak ada komentar:

Posting Komentar